“Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting.Intinya gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal,” katanya.

Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak yang cenderung kurus, sementara diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada anak-anak atau remaja yang gemuk atau obesitas. “Hampir 80 persen anak-anak diabetes tipe 2 adalah obesitas,” katanya.

Dokter Piprim menyarankan pemeriksaan tingkat produksi insulin untuk mengecek status diabetes pada anak-anak.

“Ada pemeriksaan C-peptide untuk memeriksa apakah insulinnya masih diproduksi atau tidak. Jadi, anak diabetes C-peptidenya negatif, insulin negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidenya masih positif, insulinnya masih ada, dia tipe 2,” paparnya.

Anak yang didiagnosis mengalami diabetes perlu segera mendapatkan penanganan medis yang tepat, terutama bagi anak dengan diabetes tipe 1 yang membutuhkan terapi insulin. Dokter akan memberikan instruksi mengenai cara memberikan suntikan insulin dan dosis yang tepat.

Sedangkan anak dengan diabetes tipe 2 tidak memerlukan insulin, namun perlu melakukan perubahan gaya hidup drastis untuk mencegah kondisi menjadi kronis dan menimbulkan komplikasi. Dokter menganjurkan pengaturan pola makan dan olahraga sebagai cara mengontrol diabetes tipe 2 pada anak dan remaja.