RAKYAT.NEWS, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) saat ini telah melewati masa pemulihan pasca pandemi Covid-19. Kondisi keuangan KAI yang kuat dan sehat mendukung KAI dalam menjalankan standar pelayanan dan keamanan, serta memegang amanah menjalankan Proyek Penugasan dari Pemerintah.

Hingga Kuartal III 2023, KAI berhasil mencetak laba bersih Rp1,51 triliun, naik 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp1,26 triliun. Tak hanya fokus mencetak profitabilitas yang optimal, KAI konsisten mengedepankan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG) dalam menjalani bisnis sehingga dapat menciptakan ekosistem transportasi berkelanjutan.

EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, berbagai aksi nyata telah KAI lakukan untuk menerapkan ESG seperti pemakaian bio solar untuk kereta api, penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran, serta kegiatan-kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bidang lingkungan hidup ataupun pendampingan UMKM.

“Kereta api merupakan moda transportasi yang berkelanjutan. Di era yang mengedepankan environmental, social, and governance (ESG) ini, kereta api akan menjadi pendorong utama untuk angkutan berbasis environment,” kata Agus Kamis, 9 November 2023.

KAI telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel di Stasiun Gambir dan gedung Jakarta Railway Center. Ke depan, KAI akan memasang solar panel di 40 stasiun dan 2 balai yasa. Pemasangan Solar Panel ini merupakan upaya transisi energi yang dilakukan KAI dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk suplai energi listrik di berbagai aset KAI.

Adapun untuk bahan bakar kereta api, saat ini KAI telah menggunakan Biosolar B30 yang berarti 30 persen dari campuran tersebut terdiri dari bahan bakar yang berasal dari sumber nabati atau organik, seperti dari minyak kelapa sawit, jarak, ataupun dari beragam bahan organik lainnya. Biosolar B30 ini memiliki emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara. Bahkan di beberapa titik di Sumatera KAI sudah menggunakan Biosolar B35 yang berarti tingkat ramah lingkungannya lebih tinggi.